Mencintai
adalah pekerjaan yang mulia, karena cinta cenderung melahirkan sifat
kasih sayang kepada apa yang kita cinta. Sedangkan sifat “pengasih” dan
“penyayang” itu sendiri adalah salah satu sifat Allah SWT, yakni “Ar Rahman” dan “Ar Rahiim”.
Mencintai
akan membuat kita melakukan segala sesuatu yang membuat seseorang yang
kita cintai merasa senang dan bahagia. Kita rela bersusah payah demi
membahagiakan yang kita cinta. Kita rela berkorban waktu, tenaga,
pikiran, dan biaya demi mendapatkan dan memelihara cinta seseorang yang
kita cintai tersebut. Pendek kata, demi cinta, katanya mati pun rela.
Dari sini, Anda pasti tahu bahwa subyek perasaan cinta pada pembahasan
kita ini adalah subyek yang hidup, bukan benda mati atau sebuah status
belaka.
Ketika
kita mendengar kata “cinta” maka seringnya asosiasi kata itu ialah
cinta kepada lawan jenis. Cinta kepada pacar atau kekasih, suami atau
istri, meskipun sebenarnya obyek cinta itu sangat luas. Untuk kali ini
mungkin kita tekankan pada emosi cinta pada kekasih atau orang yang special di hati kita.
Membahas
masalah cinta akan sangat panjang dan penuh perdebatan, karena arti
“cinta” bagi setiap orang mungkin berbeda-beda. Namun kali ini yang akan
kita kupas mungkin sering terjadi, atau mungkin kita sendiri juga
pernah mengalaminya. Apa itu? Tidak lain adalah sebuah episode dari truelove story perjalanan cinta kita mencari pasangan hidup. Kalau dibuat film (yang kemungkinan besar bisa box office), judulnya adalah “Menghadapi Pengkhianatan Cinta” atau “My Love, Kenapa Kau Tinggalkan Daku…?”.
Ketika
kita sedang sepenuh hati mencintai seseorang, kemudian cinta kita
berbalas cinta; tidak ditolak mentah-mentah. Dan si dia juga dari
mulutnya sudah berkata bahwa perasaannya juga sama. Oh, indahnya dunia
ini. Dua cinta berpadu, aneka bunga pun mekar di hati sepasang insan
yang sedang kasmaran. Kasmaran: sejauh mana kau kejar cinta? Bila
diteropong dengan kacamata empat dimensi maka akan terlihat di atas
kepala mereka berdua beterbangan daun waru merah hati yang
berkelap-kelip dan berputar-putar. Ada teman saya yang cintanya baru
diterima maka hitam-hitam (pupil) di matanya tiba-tiba berubah menjadi
warna pink dan bentuknya menyerupai hati (yang ini hanya fiktif belaka…).
Ceritanya
sekarang adalah ternyata seseorang (kekasih) yang sangat kita cintai
tersebut tiba-tiba berkhianat (menduakan cinta kita, selingkuh, tidak
setia). Tentu yang terjadi adalah broken heart; hati kita pun hancur berkeping-keping!
cinta yang bertasbih adalah cinta yang lebih dulu mencintai kepada yang menciptakan cinta. Cinta yang menempatkan Allah pada posisi teratas, kemudian Rasulullah pada posisi yang kedua. Kemudian barulah memberi posisi cinta pada makhluk. Cinta Allah akan menaungi cinta yang lainnya sehinggga cinta itu akan selalu terjaga kehormatan dan kesuciannya.
Karena itu belajarlah menjadikan
cintamu bertasbih seperti cinta Khadijah pada Muhammad. Ketika Khadijah
yang akhirnya jatuh cinta kepada kepribadian Muhammad yang jujur dan
beraklak mulia sehingga memutuskan untuk melamarnya. Menemaninya dalam
perjuanggan menegakkan agama Allah dalam kesusahan dan kepayahan sampai
ajal menjemputnya. Subhanaullah...
Belajarlah pula dari Fatimah
yang diam-diam mencintai Ali dalam hatinya semenjak ia kecil. Cintanya
tak membuatnya buta, tidak membuatnya kehilangan kehormatan dan harga
dirinya sebagai seorang muslimah dihadapan Ali. Kepandaiannya menjaga
perasaannya membuat Ali tak menduga akan dicintai oleh Fatimah, wanita
penghuni surga. Disaat dan waktu yang tepat, Allah pun mengikat mereka
dengan ikatan suci perkawinan.
Andai cinta karena Allah…Maka
segala kekurangan kita akan menjadi kelebihan baginya, andai cinta
karena Allah maka tampan atau cantik tak berlaku lagi, andai cinta
karena Allah maka sedikit harta bukanlah kekurangan, banyaknya harta
bukanlah keberadaan, andai cinta karena Allah maka hanya kepada Allah
cinta kita tasbihkan…!
Kitapun
juga mesti tau bahwa ada konsekuensi ketika mencintai manusia yang
notabene adalah makhluk. Tak ada Makhluk di dunia ini yang sempurna,
semua punya kekurangan dan kelebihan. Mencintai makhluk pasti suatu
ketika akan sakit , pasti suatu ketika akan terluka, pasti suatu ketika
akan kecewa, pasti suatu ketika akan merana….
Karena itu sebelum kita mengnal
cinta kepada makluk maka wajib bagi kita wajib untuk jatuh cinta pada
sang pencipta makhluk yaitu Allah SWT. Mencintai Allah sang pemilik
cinta maka kita tidak akan sakit, terluka, kecewa bahkan sampai merana.
Sebab cinta Allah adalah cinta yang hakiki, cinta yang akan kekal dan
abadi untuk selama-lamanya.
Jadilah
orang-orang yang berada di taman-taman cinta yang ketika jatuh cinta
maka cintanya akan bertasbih kepada sang pemilik
cinta…Uhibbukifillah………^^
"Di sekitar arsy ada
menara-menara dari cahaya. Di dalamnya ada hamba-hamba Allah yang
pakaiannya dari cahaya dan wajah mereka bercahaya. Sehingga para nabi
dan syuhada kagum terhadap kedudukan mereka di sisi Allah. Para sahabat
berkata: “ya Rasulullah, siapa mereka dan bagaimana amal mereka? Semoga
saja kami bisa mencintai mereka”. Rasulullah SAW bersabda: “Mereka
adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling memberi
karena Allah, saling bersahabat karena Allah, saling berkunjung karena
Allah dan saling memaafkhan karena Allah” (Hadits Qudsi).
Subhanaullah…segala puji bagi
Allah yang menciptakan cinta itu….Ya allah semoga kami bisa menjadi
bagian dari hamba-hambamu tersebut. Amin..
Sahabat,
begitulah kalau hati kita tertambat kepada selain Dia Yang Maha Esa.
Kalau patah hati pasti menderita. Bagi anda yang sudah biasa dikhianati
mungkin tidak merasakan sakit lagi atau malah tidak percaya lagi dengan
yang namanya “cinta”.
Saya
pikir pengalaman “dikhianati” seseorang yang kita cintai adalah
merupakan salah satu berkah, rahmat atau hidayah dari-Nya agar kita mau
menginsafi kesalahan dan melakukan instrospeksi diri. Ternyata Dia Maha
Membolak-balikkan Hati, sehingga dalam hitungan detik bisa mengubah
perasaan yang tadinya suka/cinta dengan kita menjadi sebaliknya.
Jadi,
jangan terlalu sedih atau terluka dengan pengalaman yang satu ini. Juga
jangan membenci si dia yang telah mengkhianati cinta kita yang seputih
salju Himalaya. Sakit hati karena dikhianati benar-benar akan menjadi
ladang pembelajaran bagi kita dalam melatih emosi dan bersikap lebih
dewasa. Pengalaman sakit hati akan membuat kita lebih bijak dalam menjalani kehidupan jika kita mau belajar darinya.
Bicara
masalah sakit hati karena dikhianati, bukannya saya tidak pernah
mengalaminya. Justru pengalaman itu adalah pengalaman terpahit yang
pernah saya alami. Namun, dari pengalaman itulah saya banyak mendapatkan
pemahaman dan ilmu baru. Saya tidak tahu bagi anda yang mengalami
pengalaman yang sama, apakah bisa mengambil manfaatnya atau tidak. Tapi
yang jelas hikmahnya selalu ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar