Selasa, 17 Juli 2012

Andai cinta karena Allah…Maka segala kekurangan kita akan menjadi kelebihan


Mencintai adalah pekerjaan yang mulia, karena cinta cenderung melahirkan sifat kasih sayang kepada apa yang kita cinta. Sedangkan sifat “pengasih” dan “penyayang” itu sendiri adalah salah satu sifat Allah SWT, yakni “Ar Rahman” dan “Ar Rahiim”.
Mencintai akan membuat kita melakukan segala sesuatu yang membuat seseorang yang kita cintai merasa senang dan bahagia. Kita rela bersusah payah demi membahagiakan yang kita cinta. Kita rela berkorban waktu, tenaga, pikiran, dan biaya demi mendapatkan dan memelihara cinta seseorang yang kita cintai tersebut. Pendek kata, demi cinta, katanya mati pun rela. Dari sini, Anda pasti tahu bahwa subyek perasaan cinta pada pembahasan kita ini adalah subyek yang hidup, bukan benda mati atau sebuah status belaka.
Ketika kita mendengar kata “cinta” maka seringnya asosiasi kata itu ialah cinta kepada lawan jenis. Cinta kepada pacar atau kekasih, suami atau istri, meskipun sebenarnya obyek cinta itu sangat luas. Untuk kali ini mungkin kita tekankan pada emosi cinta pada kekasih atau orang yang special di hati kita.
Membahas masalah cinta akan sangat panjang dan penuh perdebatan, karena arti “cinta” bagi setiap orang mungkin berbeda-beda. Namun kali ini yang akan kita kupas mungkin sering terjadi, atau mungkin kita sendiri juga pernah mengalaminya. Apa itu? Tidak lain adalah sebuah episode dari truelove story perjalanan cinta kita mencari pasangan hidup. Kalau dibuat film (yang kemungkinan besar bisa box office), judulnya adalah “Menghadapi Pengkhianatan Cinta” atau “My Love, Kenapa Kau Tinggalkan Daku…?”.
Ketika kita sedang sepenuh hati mencintai seseorang, kemudian cinta kita berbalas cinta; tidak ditolak mentah-mentah. Dan si dia juga dari mulutnya sudah berkata bahwa perasaannya juga sama. Oh, indahnya dunia ini. Dua cinta berpadu, aneka bunga pun mekar di hati sepasang insan yang sedang kasmaran. Kasmaran: sejauh mana kau kejar cinta? Bila diteropong dengan kacamata empat dimensi maka akan terlihat di atas kepala mereka berdua beterbangan daun waru merah hati yang berkelap-kelip dan berputar-putar. Ada teman saya yang cintanya baru diterima maka hitam-hitam (pupil) di matanya tiba-tiba berubah menjadi warna pink dan bentuknya menyerupai hati (yang ini hanya fiktif belaka…).
Ceritanya sekarang adalah ternyata seseorang (kekasih) yang sangat kita cintai tersebut tiba-tiba berkhianat (menduakan cinta kita, selingkuh, tidak setia). Tentu yang terjadi adalah broken heart; hati kita pun hancur berkeping-keping!

cinta yang bertasbih adalah cinta yang lebih dulu mencintai kepada yang menciptakan cinta. Cinta yang menempatkan Allah pada posisi teratas, kemudian Rasulullah pada posisi yang kedua.  Kemudian barulah memberi posisi cinta pada makhluk. Cinta Allah akan menaungi cinta yang lainnya sehinggga cinta itu akan selalu  terjaga kehormatan dan kesuciannya.

Karena itu belajarlah menjadikan cintamu bertasbih seperti cinta Khadijah pada Muhammad. Ketika Khadijah yang akhirnya jatuh cinta kepada kepribadian Muhammad yang jujur dan beraklak mulia sehingga memutuskan untuk melamarnya. Menemaninya dalam perjuanggan menegakkan agama Allah dalam kesusahan dan kepayahan sampai ajal menjemputnya. Subhanaullah...

Belajarlah pula dari  Fatimah yang diam-diam mencintai Ali dalam hatinya semenjak ia kecil. Cintanya tak membuatnya buta, tidak membuatnya  kehilangan kehormatan dan harga dirinya sebagai seorang muslimah dihadapan Ali. Kepandaiannya menjaga perasaannya membuat Ali tak menduga akan dicintai oleh Fatimah, wanita penghuni surga. Disaat dan waktu yang tepat, Allah pun mengikat mereka dengan ikatan suci perkawinan.

Andai cinta karena Allah…Maka segala kekurangan kita akan menjadi kelebihan baginya, andai cinta karena Allah maka tampan atau cantik tak berlaku lagi, andai cinta karena Allah maka sedikit harta bukanlah kekurangan, banyaknya harta bukanlah keberadaan, andai cinta karena Allah maka hanya kepada Allah cinta kita tasbihkan…!

Kitapun juga mesti tau bahwa ada konsekuensi ketika mencintai manusia yang notabene adalah makhluk. Tak ada Makhluk di dunia ini yang sempurna, semua punya kekurangan dan kelebihan. Mencintai makhluk pasti suatu ketika akan sakit , pasti suatu ketika akan terluka, pasti suatu ketika akan kecewa, pasti suatu ketika akan merana….

 Karena itu sebelum kita mengnal cinta kepada makluk  maka wajib bagi kita wajib untuk jatuh cinta pada sang pencipta makhluk yaitu Allah SWT. Mencintai Allah sang pemilik cinta maka kita tidak akan sakit, terluka, kecewa bahkan sampai merana. Sebab cinta Allah adalah cinta yang hakiki, cinta yang akan kekal dan abadi untuk selama-lamanya.
 
Jadilah orang-orang yang berada di taman-taman cinta  yang ketika jatuh cinta maka cintanya akan bertasbih kepada sang pemilik cinta…Uhibbukifillah………^^

"Di sekitar arsy ada menara-menara dari cahaya. Di dalamnya ada hamba-hamba Allah yang pakaiannya dari cahaya dan wajah mereka bercahaya. Sehingga para nabi dan syuhada kagum terhadap kedudukan mereka di sisi Allah. Para sahabat berkata: “ya Rasulullah, siapa mereka dan bagaimana amal mereka? Semoga saja kami bisa mencintai mereka”.  Rasulullah SAW bersabda: “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling memberi karena Allah, saling bersahabat karena Allah, saling berkunjung karena Allah dan saling memaafkhan karena Allah” (Hadits Qudsi).

Subhanaullah…segala puji bagi Allah yang menciptakan cinta itu….Ya allah semoga kami bisa menjadi bagian dari hamba-hambamu tersebut. Amin..
Sahabat, begitulah kalau hati kita tertambat kepada selain Dia Yang Maha Esa. Kalau patah hati pasti menderita. Bagi anda yang sudah biasa dikhianati mungkin tidak merasakan sakit lagi atau malah tidak percaya lagi dengan yang namanya “cinta”.
Saya pikir pengalaman “dikhianati” seseorang yang kita cintai adalah merupakan salah satu berkah, rahmat atau hidayah dari-Nya agar kita mau menginsafi kesalahan dan melakukan instrospeksi diri. Ternyata Dia Maha Membolak-balikkan Hati, sehingga dalam hitungan detik bisa mengubah perasaan yang tadinya suka/cinta dengan kita menjadi sebaliknya.
Jadi, jangan terlalu sedih atau terluka dengan pengalaman yang satu ini. Juga jangan membenci si dia yang telah mengkhianati cinta kita yang seputih salju Himalaya. Sakit hati karena dikhianati benar-benar akan menjadi ladang pembelajaran bagi kita dalam melatih emosi dan bersikap lebih dewasa. Pengalaman sakit hati akan membuat kita lebih bijak dalam menjalani kehidupan jika kita mau belajar darinya.
Bicara masalah sakit hati karena dikhianati, bukannya saya tidak pernah mengalaminya. Justru pengalaman itu adalah pengalaman terpahit yang pernah saya alami. Namun, dari pengalaman itulah saya banyak mendapatkan pemahaman dan ilmu baru. Saya tidak tahu bagi anda yang mengalami pengalaman yang sama, apakah bisa mengambil manfaatnya atau tidak. Tapi yang jelas hikmahnya selalu ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar