MARHABAN YA RAMADHAN BERSAMA SATRIA ALIT
Alhamdulillah
tahun 1432 H ini kita masih bisa dipertemukan dengan bulan Ramadhan
dalam keadaan sehat, sehingga kita masih bisa menunaikan salah satu
rukun islam yaitu Puasa.
Puasa tidak hanya menahan lapar dan haus,
tapi lebih dari itu kita harus bisa menahan diri dari segala yang
membatalkan puasa dan juga menjauhkan diri dari yang membatalkan puasa.
Jadi ada 2 hal yang bisa membatalkan puasa kita yaitu:
1.Yang membatalkan Puasa
2.Yang membatalkan Pahala Puasa
Keduanya harus kita jaga, terlebih lagi kita juga harus berusaha
menjauhkan diri dari hal-hal yang bisa mengurangi pahala puasa kita.
Salah satu hal yang sering kita anggap sepele adalah Ghibah,
Ghibah yaitu mempergunjing orang lain atau membicarakan aib orang lain,
sehingga jika orang lain tersebut mendengar apa yang kita bicarakan
tadi, maka orang tersebut akan sakit hati, kecewa, marah ataupun benci
terhadap kita.
Makna Ghibah
1. Secara bahasa,
merupakan musytaq dari al-ghib, artinya lawan dari nampak, yaitu segala
sesuatu yang tidak diketahui bagi manusia baik yang bersumber dari hati
atau bukan dari hati. Maka ghibah menurut bahasa ialah membicarakan
orang lain tanpa sepengetahuannya baik isi pembicaraan itu disenanginya
ataupun tidak disenanginya, kebaikan maupun keburukan.
2.
Secara definisi ghibah adalah seorang muslim membicarakan saudaranya
sesama muslim tanpa sepengetahuannya tentang hal-hal keburukannya dan
yang tidak disukainya, baik dengan tulisan maupun lisan, terang-terangan
maupun sindiran.
Menurut Ibnu Mas’ud r.a. definisi ghibah adalah
”Ghibah adalah engkau menyebutkan apa yang kau ketahui pada saudaramu,
dan jika engkau mengatakan apa yang tidak ada pada dirinya berarti itu
adalah kedustaan.”
Bentuk Dan Jenis Ghibah
Beberapa bentuk dan jenis ghibah, di antaranya:
1. Aib dalam agama. Seperti kata-kata pada sesama muslim: Dia itu
fasiq, atau fajir (suka berbuat dosa), pengkhianat, zhalim, melalaikan
shalat, meremehkan terhadap najis, tidak bersih kalau bersuci, tidak
memberikan zakat pada yang semestinya, suka meng-ghibah, dan sebagainya.
2. Aib fisik. Seperti kata-katamu pada sesama muslim: Dia itu buta,
tuli, bisu, lidahnya pelat/cadel, pendek, jangkung, hitam, gendut,
ceking, dan sebagainya.
3. Aib duniawi: Seperti kata-katamu
pada sesama muslim: Dia itu kurang ajar, suka meremehkan orang lain,
tukang makan, tukang tidur, banyak omong, sering tidur bukan pada
waktunya, duduk bukan pada tempatnya, dan sebagainya.
4. Aib keluarganya. Seperti kata-katamu pada sesama muslim: Dia itu bapaknya fasik, Cina, tukang batu, dan lain-lain.
5. Aib karakter. Seperti kata-katamu pada sesama muslim: Dia itu buruk
akhlaqnya, sombong, pendiam, terburu-buru, lemah, lemah hatinya,
sembrono, dan lain-lain.
6. Aib pakaian. Kedodoran bajunya, kepanjangan, ketat, melewati mata kaki, kucel/dekil, dan sebagainya.
7. Ghibah di kalangan ulama. Seperti kata-katamu pada sesama muslim:
Bagaimana sih kabarnya? (dengan maksud meremehkan), semoga Allah
memperbaikinya, semoga Allah mengampuninya, kita memohon ‘afiah dari
Allah, semoga Allah memaafkan kita karena kurang rasa malu, dan
sebagainya semua kata dan doa yang maksudnya mengecilkan kedudukan orang
lain.
8. Prasangka buruk tanpa alasan. Prasangka buruk merupakan ghibah hati.
9. Mendengar ghibah. Tanpa mengingkari/menegur, dan tidak meninggalkan majelis tersebut.
Hukum Ghibah
”Dan janganlah sebagian kalian mengghibahi sebagian yang lain. Sukakah
salah seorang dari kalian memakan daging bangkai saudaranya yang telah
mati, pasti kalian membencinya. Maka bertakwalah kalian kepada Allah,
sungguh Allah Maha Menerima Taubat dan Maha Pengasih..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar